Penyebab Suara ‘Tek-Tek’ pada Motor Setelah Digunakan: Panduan Lengkap & Solusi

Didikrym.com – Suara “tek-tek” dari motor Anda setelah digunakan, terutama setelah menempuh perjalanan jauh atau menghadapi kemacetan, seringkali menimbulkan kekhawatiran.

Apakah ini pertanda kerusakan serius? Sebagian besar pengendara mungkin pernah mengalami atau setidaknya mendengar suara misterius ini.

Meskipun seringkali tidak berbahaya, penting untuk memahami apa saja penyebab di balik suara “tek-tek” tersebut agar Anda tidak panik dan bisa mengambil tindakan yang tepat jika diperlukan.

Artikel ini akan membahas secara tuntas berbagai kemungkinan penyebab suara tek-tek motor setelah digunakan, mulai dari fenomena alami hingga indikasi masalah yang memerlukan perhatian lebih.

Dengan mengetahui seluk-beluknya, Anda akan lebih tenang dan bisa menjaga performa motor kesayangan Anda tetap optimal. Mari kita selami lebih dalam!

1. Pemuian dan Penyusutan Logam: Fenomena Alami Setelah Mesin Panas

Salah satu penyebab paling umum dan seringkali tidak berbahaya dari suara “tek-tek” setelah motor dimatikan adalah pemuian dan penyusutan logam. Saat mesin bekerja, khususnya pada suhu tinggi, komponen-komponen logam seperti blok mesin, kepala silinder, dan knalpot akan memuai.

Setelah motor dimatikan dan mesin mulai mendingin, komponen-komponen ini akan menyusut kembali ke ukuran aslinya. Proses penyusutan inilah yang dapat menimbulkan suara “tek-tek” atau “klik” kecil. Suara ini biasanya terdengar secara sporadis, tidak terlalu keras, dan akan mereda seiring dengan suhu mesin yang semakin dingin.

  • Identifikasi: Suara ini umumnya terdengar dari area mesin atau knalpot, muncul beberapa saat setelah motor dimatikan, dan menghilang setelah beberapa menit.
  • Solusi: Tidak ada tindakan khusus yang diperlukan karena ini adalah proses fisik yang normal. Pastikan sistem pendingin motor Anda berfungsi dengan baik agar suhu mesin tidak terlalu ekstrem.

2. Masalah pada Tensioner Rantai Keteng (Cam Chain Tensioner): Sumber Suara Berulang

Tensioner rantai keteng (cam chain tensioner) memiliki peran krusial dalam menjaga ketegangan rantai keteng (rantai kamprat) agar tetap optimal. Rantai ini menghubungkan poros engkol dengan poros bubungan (camshaft) untuk menggerakkan klep. Jika tensioner ini bermasalah, rantai bisa mengendur, dan salah satu gejalanya adalah munculnya suara “tek-tek” atau “klotok” dari area mesin.

Suara ini bisa menjadi lebih jelas saat mesin idle atau saat mesin berputar pada putaran rendah, dan mungkin menjadi lebih kentara setelah mesin digunakan karena komponen telah mencapai suhu kerja. Tensioner yang aus atau tidak berfungsi dengan baik tidak mampu menjaga ketegangan rantai secara konsisten, sehingga rantai bisa membentur dinding casing mesin.

  • Identifikasi: Suara “tek-tek” atau “klotok” yang lebih konstan dan terdengar dari bagian tengah mesin (sekitar silinder). Suara ini mungkin tidak hilang setelah mesin dingin dan bisa menjadi lebih keras saat gas ditarik.
  • Solusi: Segera periksakan ke bengkel terpercaya. Tensioner yang rusak perlu diganti. Mengabaikaya dapat menyebabkan kerusakan lebih serius pada mesin, seperti lompatan gigi pada rantai keteng yang berujung pada benturan klep dengan piston.

3. Setelan Klep (Valve Clearance) yang Tidak Tepat atau Aus

Klep (katup) pada mesin motor mengatur masuknya campuran udara-bahan bakar dan keluarnya gas buang. Agar klep bekerja dengan optimal, dibutuhkan celah atau clearance yang tepat antara batang klep dan rocker arm (pelatuk klep). Jika setelan klep terlalu renggang, ini bisa menjadi penyebab suara tek-tek motor yang sering muncul dari kepala silinder.

Celah klep yang terlalu lebar menyebabkan pelatuk klep membentur batang klep dengan lebih keras, menghasilkan suara “tek-tek” yang konsisten. Suara ini mungkin tidak langsung muncul setelah motor dimatikan, namun bisa terdengar jelas saat motor hidup dan mungkin baru disadari setelah perjalanan panjang ketika mesin telah mencapai suhu optimal dan semua komponen telah memuai.

  • Identifikasi: Suara “tek-tek” yang teratur dan seringkali terdengar lebih jelas dari area kepala silinder, terutama saat mesin idle atau berputar rendah. Suara ini akan tetap ada meskipun mesin sudah dingin.
  • Solusi: Perlu dilakukan penyetelan klep ulang di bengkel. Teknisi akan mengatur ulang celah klep sesuai standar pabrikan. Jika klep sudah aus parah, mungkin diperlukan penggantian komponen klep atau pelatuk klep.

4. Kondisi Rantai Roda dan Gir: Perlu Perhatian Lebih

Meskipun seringkali suara “tek-tek” berasal dari dalam mesin, jangan abaikan kemungkinan sumbernya dari sistem penggerak roda, yaitu rantai roda dan gir. Rantai yang kendur, kering (kurang pelumas), atau sudah aus dapat menimbulkan suara berisik, termasuk “tek-tek” atau “kriyet-kriyet” terutama setelah digunakan.

Setelah perjalanan, rantai yang panas mungkin mengalami sedikit pemuian dan ketika mulai dingin, gesekan antar mata rantai yang kering atau kotor bisa menghasilkan suara. Selain itu, gigi gir yang runcing atau sudah aus juga bisa berkontribusi pada suara ini.

  • Identifikasi: Suara “tek-tek” ini biasanya terdengar dari area roda belakang dan bisa berkaitan dengan putaran roda. Mungkin juga disertai rasa kurang nyaman saat perpindahan gigi atau tarikan motor terasa kurang responsif.
  • Solusi:
    • Periksa ketegangan rantai. Setel ulang jika terlalu kendur.
    • Bersihkan rantai secara rutin dan lumasi dengan pelumas rantai khusus.
    • Jika rantai dan gir sudah terlalu aus (gigi gir runcing, rantai kaku), segera ganti satu set.

5. Baut atau Mur yang Kendur: Penyebab Sepele yang Sering Terabaikan

Getaran yang terjadi selama motor digunakan dapat menyebabkan beberapa baut atau mur menjadi kendur. Meskipun terdengar sepele, baut yang kendur bisa menjadi penyebab suara tek-tek motor yang mengganggu, terutama setelah mesin dimatikan dan komponen mulai “duduk” kembali.

Baut knalpot yang kendur, baut cover mesin, baut pada bagian body, atau bahkan baut dudukan mesin, bisa menimbulkan suara “tek-tek” atau “klotok” saat motor mendingin atau ketika ada pergeseran kecil. Panas dan dingiya mesin bisa mempercepat proses ini.

  • Identifikasi: Suara ini bisa sulit dilokalisasi karena bisa datang dari berbagai tempat. Cobalah untuk menekan atau menggoyangkan bagian-bagian yang dicurigai (misalnya knalpot, cover mesin) saat motor dingin untuk melihat apakah ada yang longgar.
  • Solusi: Periksa secara menyeluruh baut dan mur pada seluruh bagian motor, terutama pada area mesin, knalpot, dan suspensi. Kencangkan baut dan mur yang longgar sesuai torsi yang direkomendasikan.

6. Sistem Pembuangan (Knalpot): Lebih dari Sekadar Pemuian

Selain pemuian logam, ada beberapa masalah lain pada sistem knalpot yang bisa menyebabkan suara “tek-tek”. Misalnya, jika ada sekat atau baffle di dalam knalpot yang longgar atau patah. Saat gas buang melaluinya atau ketika knalpot mendingin dan menyusut, bagian yang longgar tersebut bisa bergesekan atau membentur dinding knalpot, menciptakan suara “tek-tek” atau “gemericik”.

Knalpot yang sudah berumur atau pernah mengalami benturan lebih rentan mengalami masalah ini. Suara ini biasanya muncul saat mesin dimatikan dan knalpot mulai mendingin.

  • Identifikasi: Suara terdengar jelas dari area knalpot. Anda mungkin bisa mencoba menggoyangkan knalpot saat dingin untuk mendengar apakah ada komponen internal yang longgar.
  • Solusi: Jika masalahnya adalah baffle yang longgar, terkadang knalpot perlu dibongkar untuk diperbaiki atau diganti. Untuk knalpot aftermarket, mungkin bisa diperbaiki. Namun, untuk knalpot standar, seringkali penggantian adalah opsi terbaik.

7. Kualitas dan Level Oli Mesin: Pelumas Punya Peran Penting

Oli mesin berperan sebagai pelumas, pendingin, dan pembersih komponen di dalam mesin. Kualitas oli yang buruk atau level oli yang terlalu rendah bisa memperparah gesekan antar komponen, termasuk pada bagian klep atau tensioner rantai keteng.

Meskipun tidak langsung menjadi penyebab suara “tek-tek” setelah dimatikan, namun kondisi oli yang buruk bisa membuat komponen lebih cepat aus dan menghasilkan suara bising saat beroperasi, yang kemudian mungkin lebih terdengar saat mesin mulai mendingin.

Oli yang sudah lama tidak diganti juga bisa kehilangan viskositasnya, sehingga tidak mampu melumasi dengan optimal dan menimbulkan suara aneh dari dalam mesin. Ini akan menjadi penyebab suara tek-tek motor yang lebih serius jika dibiarkan.

  • Identifikasi: Periksa level oli mesin menggunakan dipstick. Pastikan berada di antara batas minimum dan maksimum. Perhatikan juga warna dan konsistensi oli. Oli yang sangat hitam dan encer perlu diganti.
  • Solusi:
    • Pastikan Anda menggunakan oli dengan spesifikasi yang direkomendasikan pabrikan.
    • Ganti oli secara rutin sesuai jadwal perawatan.
    • Selalu periksa level oli secara berkala.

Suara “tek-tek” pada motor setelah digunakan memang seringkali hanya disebabkan oleh fenomena alami pemuian dan penyusutan logam yang tidak perlu dikhawatirkan. Namun, ada juga kemungkinan suara tersebut merupakan indikasi dari masalah yang lebih serius pada komponen mesin seperti tensioner rantai keteng, setelan klep, atau rantai roda.

Kunci utamanya adalah dengan menjadi pendengar yang cermat. Perhatikan karakteristik suara tersebut: seberapa keras, dari mana asalnya, dan apakah muncul secara terus-menerus atau hanya sebentar.

Jika suara “tek-tek” disertai dengan gejala lain seperti performa motor menurun, mesin terasa kasar, atau suara tidak kunjung hilang meskipun mesin sudah dingin, jangan ragu untuk segera membawa motor Anda ke bengkel resmi atau mekanik terpercaya.

Melakukan perawatan rutin dan tidak menunda perbaikan adalah langkah terbaik untuk menjaga motor Anda tetap prima dan terhindar dari kerusakan yang lebih parah. Dengan begitu, pengalaman berkendara Anda akan selalu aman dayaman.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *